الحمد لله الذي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ،. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده.. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد النبي الذي أخرج الناس من الظلمات إلى النور.. وكذلك صلاة وسلاما دائمين إلى يوم البعث والنشور وعلى آله الأطهار وأصحابه الأبرار ومَن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.. أما بعد.
فيا أيها المسلمون أوصى نفسى ونفسكم بتقوى الله عز وجل وتمسك بهذا الدين تمسكا قويا والاستقامة في سبيله . قال الله تعالى فى القرآن الكريم : يآيها الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ. معاشر المسلمين رحمكم الله
Tidak terasa bahwa kita sudah berada di bulan Rajab yang mulia, yang berarti beberapa bulan ke depan kita akan bertemu kembali dengan bulan ramadhan yang penuh berkah. Berkaitan dengan bulan Rajab seperti saat ini, terdapat salah satu besar yang hanya terjadi sekali seumur dalam kehidupan manusia adalah peristiwa isra dan mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. Sebagaimana kita ketahui bahwa kata Isra’ bermakna perjalanan Rasulullah di malam hari dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Palestina, sedangkan mi’raj bermakna dinaikannya Rasulullah ke sidratil muntaha untuk menghadap Allah SWT.
Dalam peristiwa Isra Mi’raj ini,sebagaimana yang disebutkan dalam berbagai hadis Nabi bahwa tidak sedikit kejadian menakjubkan yang dijumpai Nabi pada saat itu. Baik dari Makkah ke Baitul Maqdis beliau disertai Jibril menaiki kendaaraan buraq atau pun sesampai di Masjid al-Aqsha, beliau dipertemukan dengan nabi-nabi terdahulu. Bahkan beliau pun shalat bersama mereka dan diminta untuk menjadi Imam shalat pada waktu itu. Setelah itu, beliau pun mi’raj (naik) ke langit dunia bersama Jibril. Di setiap tingkatan langit, beliau disambut secara berturut-turut oleh Nabi Adam, Yahya dan Isa, Yusuf, Idris, Harun, Musa, dan Ibrahim. Setelah itu, beliau naik ke sidrat al-muntahâ, lalu ke bait al-ma’mûr, kemudian menghadap Rabbnya. Beliau juga diperlihatkan orang-orang yang mendapatkan kenikmatan surga dan siksa neraka dan hal yang lebih penting serta menjadi sejarah untuk kehidupan umat Islam seluruh dunia selanjutnya, bahwa Nabi menerima taklif yakni dari shalat lima puluh waktu dalam sehari sampai akhirnya menjadi lima waktu. Semua itu merupakan sebagian tanda kekuasaan Allah yang diperlihatkan kepada beliau.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Berdasarkan adanya peristiwa agung ini, maka kita sebagai umat Islam semestinya memperingati hari bersejarah ini, agar peristiwa ini selalu ada dalam ingatan kita dan kita pun tidak melupakan sejarah penting ini, serta dengan memperingati Isra Mi’raj ini, kita pun dapat mengambil pelajaran penting dari peristiwa tersebut yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam menjalani hidup ini.
Pelajaran-pelajaran atau I’tibar yang dapat kita ambil dari peristiwa ini, tidak hanya berkaitan secara langsung dengan peristiwa tersebut, seperti kejadian-kejadian yang dijumpai Nabi ketika isra mi’raj yang kemudian dapat kita jadikan sebagai pelajaran untuk hidup kita di zaman sekarang, namun pelajaran itu pun juga dapat kita ambil dari cara kita memperingati hari bersejarah ini.
Sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, hukum Islam dan penelitian, khatib pun secara rutin mengadakan penelitian yang tidak saja mengadakan penelitian secara kepustakaan, namun lebih sering pula mengadakan penelitian kemasyarakatan Islam, bahkan sampai ke tingkat masyarakat bawah secara ekonomi.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Suatu ketika khatib mengadakan sebuah penelitian khususnya ketika mengadakan observasi atau mencari data melalui pengamatan, tidak secara sengaja khatib mendapatkan data yang tampaknya jauh lebih menarik dari yang khatib teliti. Pada waktu itu, khatib mendengar dari ucapan sebagian masyarakat yang berkumpul layaknya sebuah perkumpulan diskusi ilmiah, bahwa Islam punya banyak peringatan, ada peringatan Isra dan mi’raj, ada peringatan maulid nabi, ada juga peringatan halal bi halal, ada juga peringatan hari asyura’ dan peringatan-peringatan lainnya. Selain itu, kata sebagian masyarakat tersebut bahwa dalam budaya Islam tersebut juga diadakan juga kegiatan-kegiatan Islam, salah satunya kegiatan buka bersama di mesjid ketika bulan ramadhan.
Kesimpulan yang khatib dapatkan, yang sebelumnya khatib kira bahwa sebagian masyarakat muslim tersebut membanggakan dengan banyaknya kegiatan-kegiatan atau peringatan-peringatan tersebut, namun ternyata sebaliknya. Masyarakat muslim ini sebenarnya tidak membanggakan kegiatan-kegiatan dan peringatan-peringatan tersebut, mereka justru tampak terganggu dan tidaknya nyaman dengan kondisi ini. Hal ini, bukan disebabkan karena faktor aliran atau bedanya mazhab, karena mereka sendiri juga satu mazhab dengan kita. Oleh karena itu, persoalan ini bukan karena faktor mazhab atau aliran, bukan disebabkan hal tersebut. Masalah sebenarnya yang menjadi persoalan bagi sebagian masyarakat muslim tersebut adalah terkait dengan keuangan. Ketika memperingati isra mi’raj, selain bapak-bapaknya, ibu-ibu juga ingin memperingati isra mi’raj, begitu juga dengan peringatan-peringatan dan kegiatan-kegiatan lainnya yang semuanya membutuhkan dana dan dana tersebut hanya didapatkan dengan cara sumbangan dari masyarakat.
Parahnya lagi, sebagaimana data yang khatib dapatkan, terkadang, karena acara tersebut mengundang banyak orang dan orang yang mengisi acara untuk memberikan siraman rohani adalah orang yang ngetop, sehingga memerlukan dana yang sangat banyak. Akhirnya, kata sebagian masyarakat muslim ini, pihak penyelenggara pun sepertinya, sekali lagi khatib katakan, sepertinya, menentukan besaran yang sumbangan yang diberikan dengan istilah “memancing sumbangan” atau cenderung disebut dalam bahasa banjarnya ‘sumbangan batikas.” Hal ini, kata mereka dapat dilihat dari adannya sederetan nama-nama penyumbang dengan jumlah nominal sumbangan yang besar, sehingga penyumbang berikutnya, mungkin dalam tanda petik merasa malu apabila tidak mengikuti besarnya sumbangan orang yang ada di atasnya, sehingga dengan terpaksa ia pun mengikuti besaran sumbangan tersebut.
Satu hal yang tampaknya menggelitik, dari sebagian masyarakat muslim ini ada pula yang mengatakan bahwa, apabila di antara mereka ada yang tidak memberikan, maka mereka pun tidak mendapatkan undangan hadir di acara tersebut. Seandainya informasi ini benar, maka sebenarnya hal ini mempermalukan kita sebagai umat Islam, kita bisa dikatakan orang sebagai muslim kapital, kita juga bisa dikatakan orang sebagai muslim materialistis.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Sekali lagi khatib ingin menegaskan bahwa ini apa yang disampaikan khatib ini merupakan hasil yang diperoleh dari penelitian. Terlebih lagi, kita dan di lilngkungan kita ini, tidak memiliki pandangan sebagaimana pandangan sebagian masyarakat muslim tersebut. Kita sangat bangga dengan banyaknya kegiatan-kegiatan Islam, karena dengan adanya kegiatan-kegiatan itu, kita pun dapat berlomba-lomba dalam kebaikan. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Q.S. al-Baqarah ayat 148 :
ولكل وجهة هو موليها، فاستبقوا الخيرات، أين ما تكونوا يأت بكم الله جميعا، إن الله على كل شيء قدير
dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Berdasarkan firman Allah di atas, kita sebenarnya telah paham tentang berlomba-lomba dalam kebaikan tersebut. Namun demikian, kita juga tentunya tidak dapat menyamakan kemampuan orang lain dengan kemampuan kita. Oleh karena itu, seandainya apa yang khatib gambarkan di atas dapat dijadikan pelajaran bagi kita, tentunya kita sebagai umat yang tidak sombong, tidak angkuh dan tidak hanya memandang bahwa hanya diri kita yang benar, maka dari manapun datangnya sebuah pelajaran, kita pun mesti mengambil pelajaran darinya sehingga kita pun berupaya untuk memperbaiki diri, termasuk salah satunya seperti yang khatib ilustrasikan di atas.
Peringatan-peringatan semacam ini penting diadakan, sebab hal tersebut merupakan salah satu media untuk menanamkan rasa cinta kita terhadap Islam, namun tentunya kita juga harus memperhatikan kondisi lingkungan kita. Jangan sampai masyarakat muslim yang kurang mampu di antara kita merasa dipinggirkan hanya karena memberikan sumbangan yang kecil atau tidak mampu memberikan sumbangan sehingga tidak mendapatkan undangan. Terlebih lagi dengan model memancing sumbangan seperti yang khatib gambarkan sebelumnya. Kita selenggarakan peringatan-peringatan ini sesuai dengan kemampuan kita, dan apabila dana yang dimiliki terbatas, kita selenggarakan dengan dana yang dimiliki itu. Selain itu, mewahnya acara yang diselenggarakan atau kondangnya da’i yang memberikan siraman rohani yang menghabiskan dana untuk mendatangkannya, sepertinya menurut hemat khatib tidak menjamin semakin meningkatnya iman dan rasa Islam kita. Justru yang dapat meningkatkan iman dan rasa islam kita sebenarnya penghayatan kita pada acara memperingati hari-hari besar Islam tersebut.
Kiranya inilah dapat disampaikan, terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas segala kesalahan. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan semoga kita menjadi umat yang selalu mendapatkan bimbingan dari Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. ولا نكلف نفسا إلا وسعها، ولدينا كتاب ينطق بالحق وهم لا يظلمون بارك الله لى ولكم فى القرآن الكريم ونفعنى وإياكم بألايات والذكر الحكيم. وتقبل منى ومنكم إنه هوالسميع العليم. وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.
Untuk khutbah kedua, dapat dilihat pada khutbah sebelumnya atau di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Kami berharap anda dapat memberikan komentar, tetapi komentar yang relevan dengan artikel dan diharapkan menggunakan bahasa yang etis. terima kasih