Select a Language

Rabu, 15 Agustus 2012

HUT Kemerdekaan RI ke 67 dan Kaitannya dengan Ramadhan : Masihkah Kita Menghadapi Penjajahan?

HUT Kemerdekaan RI ke 67 dan Kaitannya dengan Ramadhan : Masihkah Kita Menghadapi Penjajahan?.

الحمد لله ، الحمد لله الذي جعل رمضانا شهرا مباركا وفضلا كثيرا بين أشهر آخر. وجعل فيه رحمة ومغفرة وعتقا من النار لكل عباد الذى يرجوها ويدعو لنيلها. والْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِى اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد النبي الذي أخرج الناس من الظلمات إلى النور. وكذلك صلاة وسلاما دائمين إلى يوم البعث والنشور وعلى آله الأطهار وأصحابه الأبرار ومَن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.. أما بعد.


فيا أيها المسلمون أوصى نفسى ونفسكم بتقوى الله عز وجل وتمسك بهذا الدين تمسكا قويا والاستقامة في سبيله . قال الله تعالى فى القرآن الكريم : يآيها الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Sebaik-sebaik pembicaraan adalah pembicaraan yang berdasarkan kitabullah dan sebaik-baik tuntunan untuk mendapatkan petunjuk adalah berdasarkan ajaran Nabi Muhammad SAW, maka oleh karena itu, khatib ingin mengajak kita semua agar selalu konsisten untuk bertakwa kepada Allah swt, yaitu dengan cara menyadari dan menjalankan segala perintah yang telah ditentukan Allah serta menjauhi bahkan meninggalkan segala yang dilarang Allah swt baik yang telah ditentukan dalam Alquran, maupun yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw melalui hadis-hadisnya.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Tidak terasa, kita sudah berada di ambang pintu berakhirnya bulan ramadhan, yang artinya kita pun akan berpisah dengan bulan ramadhan untuk tahun ini. Mudah-mudahan kita diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT, dan kita diberikan pula kesehatan sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan ramadhan tahun depan dan bulan ramadhan seterusnya serta dapat pula melaksanakan ibadah puasa seperti yang kita lakukan selama ini.

Bertepatan itu pula, pada hari ini tanggal 17 Agustus 2012 adalah hari yang penting bagi kita sebagai bangsa Indonesia. Hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi kita, karena pada hari ini di berbagai belahan bumi di wilayah Indonesia setiap orang memperingati ke 67 hari kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan.
Di hari ini, sepantasnya lah kita bersyukur kepada Allah atas kemerdekaan yang diberikan melalui tangan-tangan para pejuang kita yang telah bersusah payah bahkan mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk meraih kemerdekaan ini. Oleh karena itu, kita bangsa Indonesia mesti pula berterima kasih kepada mereka, termasuk pula kepada leluhur kampung kita ini seraya memberikan doa semoga para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dan para leluhur kita selalu mendapatkan rahmat, keampunan dan keluasan serta mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT.

Adapun kita ini adalah sebagai penerus generasi, kita juga disebut sebagai penerus untuk melanjutkan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan yang diberikan, maka pertanyaannya, apa yang telah kita perbuat dengan kemerdekaan yang diwariskan oleh para pejuang itu. Dengan apa kita menebus nyawa yang melayang di medan pertempuran demi kemerdekaan.

Kita sebagai umat Muslim Indonesia dan juga sebagai mayoritas umat beragama yang paling dominan di negeri ini seharusnya memberikan contoh yang baik dan benar, bagaimana mengisi kemerdekaan Indonesia, agar kita tidak menyia-nyiakan tumpahan darah para pejuang kemerdekaan. Sungguh tidak pantas jika kita sebagai muslim Indonesia malah mengkhianati tanah air yang diperjuangkan pejuang dan leluhur kita dengan berbagai macam perbuatan yang tidak benar baik dalam pandangan sosial terlebih lagi dalam pandangan agama. Bagaimana kita akan menghadapi para pejuang tersebut di alam akhirat nanti, kalau ternyata tumpahan darah dan pengorbanan jiwa raga yang mereka korbankan, kita khianati hanya demi sepotong kepentingan, terlebih kepentingan pribadi.

Apabila ada di antara kita yang cenderung berperilaku atau melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengkhianati perjuangan para pejuang terdahulu, maka orang tersebut dapat kita sebut sebagai penjajah. Parahnya, kalau dahulu penjajahan ini dilakukan oleh orang asing, namun di zaman sekarang, kita tidak hanya bisa berhadapan dengan penjajahan dari orang asing, namun sangat berpotensi pula kita akan dijajah oleh orang kita sendiri.

Coba kita renungkan, tidakkah perbuatan yang mendahulukan kepentingan pribadi adalah salah satu bentuk penjajahan ?? tidakkah perbuatan yang tidak melihat kualitas setiap orang, tetapi hanya melihat daftar urut kedekatan adalah salah satu bentuk penjajahan ?? tidakkah perbuatan menindas orang-orang yang berada di bawah kekuasaannya adalah salah satu bentuk penjajahan?? bahkan tidakkah perbuatan yang walaupun hanya menyepelekan orang lain baik seperti gaya berbicara atau gaya lainnya dengan orang, juga termasuk penjajahan.??

Penjajahan tersebut tidak hanya dalam bentuk yang dapat dilihat oleh kasat mata, namun penjajahan juga dapat berasal dari gaya-gaya yang tersembunyi, bermain di belakang, licin selicin belut. Semua itu, kalau kita melihat dari kaca mata agama, itu adalahlah bentuk perbuatan-perbuatandosa, dan bahkan dapat dikategorikan sebagai kelompok dosa besar selain dari dosa besar-dosa besar lainnya.

Kalau bentuk penjajahan ini kita kaitkan dengan bulan ramdhan, tampaknya terdapat sebuah hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Muslim yang berbunyi :


من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه (رواه البخارى ومسلم)

Siapa pun pada bulan ramadhan ini berpuasa semata-mata karena iman dan hanya mengharapkan keridhaan Allah semata-mata, maka diampunilah dosanya yang telah lalu.”

Hadis yang dibacakan khatib ini adalah hadis yang populer beredar di kalangan masyarakat, dan khatib yakin bahwa jama’ah Jumat sekalian sudah mengetahui perihal hadis tersebut. Namun demikian, khatib ingin menekankan bahwa hadis tersebut khususnya berkaitan dengan diampuninya dosa-dosa di masa lalu adalah bentuk motivasi yang diberikan Nabi kepada kita, agar kita dapat menguatkan hati, agar kita dapat menetapkan dan memantapkan hati untuk benar-benar menjalankan ibadah puasa ini semata-mata karena iman dan mengharap ridha Allah SWT. Tentunya karena sebagai motivasi kita juga harus bijak memahami hadis tersebut. Kenapa kita harus bijak memahami hadis ini, itu tidak lain karena selama ini para khatib atau para penceramah kurang tuntas menjelaskan hadis tersebut, dosa yang seperti apa yang diampuni ketika melaksanakan puasa di bulan ramadhan.

Akibat dari kurangnya penjelasan dari para khatib dan para penceramah mengenai pengampunan dosa, sehingga bisa jadi ada yang menyalahartikan hadis tersebut atau bahkan keliru memahaminya. Kita, kaum muslimin yang awam ini mungkin mengira bahwa semua dosa yang pernah dilakukan akan terhapus hanya dengan berpuasa di bulan ramadhan sebagaimana dalam hadis di atas. Lebih spesifiknya, khatib katakan, bahwa kita kaum muslimin pun mungkin beranggapan bahwa hanya dengan berpuasa bulan ramadhan dosa-dosa menzalimi orang lain, dosa-dosa meninggalkan shalat wajib di luar bulan ramadhan, dosa-dosa karena pernah melakukan perbuatan maksiat (haram), dosa-dosa tidak membayar hutang, dosa-dosa menindas orang lain atau dosa-dosa melakukan penjajahan lainnya dianggap diampuni atau mendapatkan keampunan dari Allah swt.

Pemahaman seperti ini jelas tidak tepat dan bukan seperti itu yang dimaksudkan hadis nabi tersebut. غفرله ما تقدم من ذنه atau diampuninya dosa yang dilakukan sebelumnya itu, menurut mayoritas ulama, baik ulama salaf muttaqadimin ataupun ulama mutaakhkhirin bahwa dosa yang diampuni sebagaimana pada hadis yang telah dibacakan adalah dosa-dosa kecil saja. Artinya yang diampuni Allah melaksanakan ibadah puasa tersebut hanya terkait dengan dosa-dosa kecil saja. Hal ini berdasarkan hadits shahih riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda:

ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : الصلوات الخمس والجمعة الى الجمعة ورمضان الى رمضان مكفرات لما بينهن اذا اجتنبت الكبائر

Shalat lima waktu, Jum’at sampai Jum’at berikutnya dan Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya adalah dapat menghapus dosa yang terjadi diantara waktu-waktu tersebut, selama dosa-dosa besar ditinggalkan “

معاشر المسلمين رحمكم الله

Berdasarkan hadis yang baru saja dibacakan tadi dan dikaitkan pula dengan hadis tentang pengampunan dosa apabila berpuasa di bulan ramadhan, setidaknya ada dua point yang dapat kita jadikan sebagai patokan.

1. Penghapusan dosa sebagaimana yang dimaksudkan hadis di atas adalah hanya berlaku pada dosa-dosa kecil dan penghapusan dosa-dosa kecil baru bisa dihapus oleh Allah asalkan dapat menghindari dan menjauhi dosa-dosa besar. Artinya selama kita masih melakukan dosa-dosa besar, maka dosa-dosa kecil tidak diampuni Allah
2. Dosa-dosa besar (yang berjumlah lebih dari 90 macam, seperti durhaka terhadap orang tua, berbuat zina, menipu, mencuri (korupsi), narkoba, memutuskan silahturahmi, zalim, menindas, semena-mena, atau seperti yang disebutkan sebelumnya dan lain sebagainya), menurut mayoritas ulama hanya bisa diampuni oleh Allah apabila bertaubat dengan taubatannashuha.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa taubatannashuha adalah taubat yang sebenar-benarnya dan seikhlas-ikhlasnya untuk meninggalkan perbuatan maksiat, menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan dan berniat secara kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut selama-lamanya serta memohon ampunan kepada Allah. Selain itu, apabila ada hak-hak orang lain yang pernah dilanggar atau dizalimi, baik secara fisik maupun non fisik, maka orang yang ingin melakukan taubatannashuha mesti menunaikan atau mengembalikan hak-hak orang lain tersebut, dan meminta ampun maaf kepada mereka atas perbuatan dosa yang telah dilakukan.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Dari beberapa hal yang telah disampaikan dalam khutbah kali ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai umat muslim kita berharap agar mendapatkan umur yang panjang agar dapat bertemu kembali dengan ramadhan-rmadhan berikutnya. Dalam bulan ramadhan ini, kita diwajibkan berpuasa, karena dengan berpuasa yang penuh iman, ikhlas dan semata-mata mengharap ridha Allah, kita dapat mensucikan diri kita, bahkan dapat pula menghapuskan dosa kita yang kita lakukan sebelumnya. Namun yang perlu kita perhatikan bahwa dosa yang diampuni Allah hanya dosa-dosa kecil yang kita lakukan. Dan dosa-dosa kecil ini tidak dapat pula diampuni kalau kita masih melakukan dosa besar dan dosa-dosa besar dan termasuk pula bentuk-bentuk penjajahan yang dilakukan kepada sesama kita yang termasuk golongan dosa besar, tidak dapat pula diampuni apabila kita tidak melakukan taubatannashuha.

Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. يا يها الذين ءامنوا كتب ععليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ
بارك الله لى ولكم فى القرآن الكريم ونفعنى وإياكم بألايات والذكر الحكيم. وتقبل منى ومنكم إنه هوالسميع العليم. وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين
Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul HUT Kemerdekaan RI ke 67 dan Kaitannya dengan Ramadhan : Masihkah Kita Menghadapi Penjajahan? Sahabat bisa menemukan artikel HUT Kemerdekaan RI ke 67 dan Kaitannya dengan Ramadhan : Masihkah Kita Menghadapi Penjajahan? dengan URL http://ushulfikih.blogspot.com/2012/08/HUT-Kemerdekaan-RI-ke-67-dan-Kaitannya-dengan-Ramadhan-Masihkah-Kita-Menghadapi-Penjajahan.html, Silahkan kutip artikel HUT Kemerdekaan RI ke 67 dan Kaitannya dengan Ramadhan : Masihkah Kita Menghadapi Penjajahan? jika dipandang menarik dan bermanfaat, namun, tolong mencantumkan link HUT Kemerdekaan RI ke 67 dan Kaitannya dengan Ramadhan : Masihkah Kita Menghadapi Penjajahan? sebagai Sumbernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Kami berharap anda dapat memberikan komentar, tetapi komentar yang relevan dengan artikel dan diharapkan menggunakan bahasa yang etis. terima kasih

Posting Lebih Baru Posting Lama