Select a Language

Jumat, 10 April 2015

Filosofi 40

Filosofi 40

40 yang dimaksudkan di sini adalah usia 40 tahun. Kita sering mendengar, apabila perilaku seseorang selalu dalam keburukan, bahkan tetap saja berperilaku buruk walau sampai usia 40 tahun, maka alamat tidak akan pernah berubah menjadi baik.

الحمدلله الحمدلله الذى أمرنا لِنَنْتَظِرَ أنفسنا هذا اليوم ليوم الغد لكي نجد سعادة فى حياتنا هذا فى الدنيا وفى الأخرة. أشهد ان لا اله إلا الله وحده لا شريك له .و أشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله. أللهم صل وسلم على سيدنا محمدوعلى آله وصحبه وسآئر المسلمين أجمعين.
فيآأيها الحاضرون والسامعون رحمكم الله أوصى نفسى ونفسكم بتقوى الله عز وجل قَالَ اللهُ تَعَالى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
معاشر المسلمين رحمكم الله

Khatib ingin mengajak kepada kita semua agar senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan rasul-Nya, dan menjauhi sekaligus berupaya meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Dalam khutbah kali ini khatib menyampaikan tentang filosofi 40. 40 yang dimaksudkan di sini adalah usia 40 tahun. Kita sering mendengar, apabila perilaku seseorang selalu dalam keburukan, bahkan tetap saja berperilaku buruk walau sampai usia 40 tahun, maka alamat tidak akan pernah berubah menjadi baik. Ada juga kita mendengar, tanda orang yang bisa senang adalah sampai usia 40 tahun, bila usia lebih 40 belum juga hidup senang, maka selamanya begitu. Ada juga orang mengatakan bila memulai usaha ketika sudah di usia 40 tahun, maka alamat usahanya tidak akan menjadi. Terlepas dari masalah takdir Allah bahwa kalau Allah menghendaki seseorang menjadi baik, maka tidak ada yang mampu menghalangi, namun patut pula kita bertanya ada apa dengan 40, karena nabi Muhammad sendiri juga resmi menjadi nabi di usia 40.


معاشر المسلمين رحمكم الله

Ternyata di dalam Alquran juga ada sebutan 40. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah Q.S. al-Ahkaf [46: 16] :

ووصّينا الإنسانَ بوالديه إحسانا Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang حملته أمه كرها ووضعته كرها ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). وحمله وفصاله ثلاثون شهرا Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, حتى إذا بلغ أشُدّه وبلغ أربعين سنة sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun قال ربّ أَوزعني أن أشكر نعمتك التي أنعمت علىّ وعلى والدىّ وأن أعمل صالحا ترضاه وأصلح لي فى ذرّيّتى ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. إنّي تبت إليك وإنّي من المسلمين Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri".

معاشر المسلمين رحمكم الله

Firman Allah di atas secara zhahir sebenarnya berbicara tentang kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada orang tua. Namun karena Alquran selalu bisa dipahami untuk segala keadaan, asalkan tidak menyimpang, maka khatib pun ingin memahami ayat tersebut yang dikaitkan dengan usia 40 tahun.

Coba kalau kita lihat kembali pada ayat tadi bahwa kita diperintahkan berbuat baik kepada orang tua kita, ibu kita mengandung kita dengan susah payah dan melahirkan kita dengan payah, bahkan kesusahan tersebut juga sampai 30 bulan / 2.5 tahun yang dihitung sejak mengandung sampai menyapih kita. Kita pun tumbuh, dan bersekolah, belajar dan belajar serta melengkapi hidup dengan berbagai keterampilan dan tidak bermalas-malasan atau menunda-nunda hal yang penting untuk dilakukan di kehidupan kita. Itu semua tidak lain adalah agar hidup kita mudah dan dapat bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup kita dan dapat pula berumah tangga. Hingga pada saat umur kita sudah sampai 40 tahun sebagaimana ayat di atas, kita pun mestinya sudah matang baik matang berpikir, matang psikologis dan kehidupan ekonomi rumah tangga kita juga berkecukupan. Artinya di usia itu mestinya kita tinggal menikmati hidup ini dan mensyukuri ni’mat yang telah Allah berikan kepada kita. Cara bersyukur tersebut adalah tentunya beribadah kepada Allah dengan tenang dan berbuat baik kepada sesama manusia, karena pada usia tersebut idealnya kita mulai memasuki usia persiapan untuk kembali kepada Allah sebagaimana firman Allah di atas إنّي تبت إليك وأني من المسلمين .

معاشر المسلمين رحمكم الله

Sekarang kita bertanya, bagaimana kita bisa hidup dengan damai, beribadah dengan tenang atau menikmati hidup ini ketika kita di usia 40 ke atas, kalau sejak kita berproses atau sejak kita di usia sekolah sampai ke masa remaja atau dewasa, perilaku kita tidak benar, kita bermalas-malasan baik belajar agama atau ilmu umum dan selalu mengatakan nanti-nanti. Begitu juga tidak ada keinginan untuk mempersenjatai diri melalui berbagai keterampilan. Hingga kita masuk ke usia yang mesti sudah bekerja agar dapat menata hidup selanjutnya, ternyata kita tergusur, kalah bersaing dengan orang yang lebih pandai dan giat sewaktu masa berproses, akhirnya, ketika sampai di usia 40 tahun, kita masih merintis, bahkan masih mencari-cari jati diri dan kepastian hidup serta terkadang baru sadar terhadap kesalahan-kesalahan gaya hidup kita pada masa sebelumnya.
Walaupun tidak semua orang yang sudah di usia 40 tahun masih gagal, disebabkan karena malas atau tidak giat di usia sebelumnya, karena bisa jadi itu adalah takdir Allah. Namun pada kenyataannya pada usia 40 tahun atau lebih, ternyata kita masih berjuang, belum lagi untuk mempersiapkan untuk anak2 kita, sehingga terkadang di usia 40 tahun atau lebih kita masih disibukkan dengan urusan dunia yang terkadang pula membuat kita seperti lupa akan persiapan kita di kehidupan selanjutnya sebagaimana firman Allah di atas .

معاشر المسلمين رحمكم الله

Solusi agar kita bisa hidup tenang di usia 40 tahun nanti, khususnya kepada anak-anak kita dan adik2 remaja di mana saja berada. Ayo gunakan waktu sebaik-baiknya, belajarlah lebih giat lagi, bagi yang menekuni ilmu agama, pelajari pula ilmu umum dan bagi yang menekuni ilmu umum, pelajari pula ilmu agama, tekunilah semaksimal mungkin, jangan setengah-setengah, jadikanlah diri anda sebagai pakar di bidang anda. Begitu juga kuasai ilmu bahasa baik bahasa Arab atau pun bahasa Inggris bahkan bahasa lainnya, karena dengan menguasai bahasa jendela dunia pun akan terbuka untuk kita. Jangan takut menjadi orang pintar, jangan takut menjadi orang yang berilmu. Selain itu kuasailah berbagai keterampilan, karena keterampilan adalah senjata bagi diri kita. Dengan menguasai berbagai macam keterampilan, asalkan keterampilan yang dibenarkan agama dan tidak menyalahi, maka dimana pun anda berada, insya Allah anda akan bisa hidup.
Anak-anak dan adik-adik remaja sekalian, janganlah anda terbuai dengan berbagai macam permainan yang ada di sekeliling anda. Sadarkah anda, ketika anda sudah terbuai di dunia permainan tersebut, anda akan sulit untuk fokus pada tugas utama anda. Sadarkah anda, permainan-permainan semacam itu adalah salah satu bentuk penjajahan yang tidak terasa menggerogoti hidup anda. Begitu juga bagi adik-adik remaja yang tidak mau sekolah lagi, berarti anda hanya satu punya pilihan, fokus dan bekerjalah dengan sebaik-baiknya, janganlah hasil kerja dibelanjakan kepada hal-hal yang sia-sia bahkan dilarang oleh agama kita. Jangan anda takut sukses di usia muda, janganlah berkata nanti dan nanti atau masih ada waktu esok.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Apabila kita sudah semaksimal mungkin hidup dengan sebaik-baiknya dan giat belajar atau bekerja yang sudah kita biasakan sejak anak-anak hingga remaja dan masuk usia dewasa, maka pada usia 40 tahun, insya Allah kita tinggal menikmati saja lagi, sehingga kita pun dapat dengan tenang beribadah kepada Allah swt. Yang jelas, siapa yang menanam, maka ia pula yang menuai, seberapa besar yang kita tanam, segitu juga yang kita petik. Allah pun berfirman إنّ الله لايغير مابقوم حتى يغيروا مابأنفسهم sesungguhnya Allah tidak akan pernah merubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri yang merubah nasib mereka, kecuali Allah berkehendak lain.

Khotbah ini tidak semata-mata untuk kehidupan di dunia, tetapi juga memiliki keterkaitan dengan akhirat, karena, harus kita akui kehidupan di dunia juga sangat penting sebagaimana nabi bersabda الدنيا مزرعة الأخرة kehidupan di dunia adalah sebagai ladang untuk kehidupan akhirat. Nah bagaimana kita bisa bercocok tanam untuk akhirat, kalau sampai di usia 40 tahun ke atas kita masih sangat disibukkan dengan kehidupan di dunia, bahkan ada yang masih merintis untuk harapan hidup yang lebih baik.

معاشر المسلمين رحمكم الله

Mengakhiri khutbah ini, mari kita bersama-sama membangun generasi muda dan anak-anak kita supaya tumbuh berilmu dan berkualitas serta memiliki keterampilan untuk bekal mereka hidup di usia dewasa. Karena itu adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua kepada anak-anak kita. Jangan sampai kehidupan kita dan kegagalan kita terulang kembali pada anak-anak kita. Janganlah anak-anak kita terbuai dengan permainan kehidupan yang sia-sia karena itu adalah bentuk penjajahan untuk membodohkan anak-anak kita, kalau kita biarkan, sama artinya kita menjerumuskan anak kita sendiri.

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. إنّ الله لايغير مابقوم حتى يغيروا مابأنفسهم.بارك الله لى ولكم فى القرآن الكريم ونفعنى وإياكم بألايات والذكر الحكيم. وتقبل منى ومنكم إنه هوالسميع العليم. وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.
Terima kasih telah membaca artikel yang berjudul Filosofi 40 Sahabat bisa menemukan artikel Filosofi 40 dengan URL http://ushulfikih.blogspot.com/2015/04/filosofi-40.html, Silahkan kutip artikel Filosofi 40 jika dipandang menarik dan bermanfaat, namun, tolong mencantumkan link Filosofi 40 sebagai Sumbernya.

1 komentar:

  1. setiap orang berlombalah beribadah/berusaha selagi masih muda

    BalasHapus

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Kami berharap anda dapat memberikan komentar, tetapi komentar yang relevan dengan artikel dan diharapkan menggunakan bahasa yang etis. terima kasih

Posting Lebih Baru Posting Lama